Tawanita - Seorang wanita salehah sedang diuji oleh Allah Azza Wa Jalla dengan seorang suami yang berperilaku buruk, bertabiat kasar, jauh dari Allah Azza wa Jalla.
Pukulan keras adlah hadiah sang suami untuknya,terjadi siang dan malam, sering hanya karena alasan sepele.berkali kali dia memikirkan untuk cerai, tetapi dia berlindung kepada Allah Azza Wa Jalla pada waktu sahur dengan terus menerus berdoa semoga Allah Azza Wa jalla membukakan hati suaminya.
hal ini berlangsung beberapa tahun,sementara dia memikul dua beban yang berat dalam hidupnya.
Beberapa kali Pak Amir,teman mereka,mengunjungi suaminya. Pak amir mengundang suaminya untuk datang ke rumah untuk mengajaknya pada kebaikan. suaminya selalu menolak,bermuka masam dan tidak mau menemui atau duduk dengan Pak Amir.
Si istri terus menerus berdoa,sabar menghadapi siksaan suaminya. pak amir kagum dengan kesabarannya menghadapi perilaku kasar suaminya.ia tak yakin ada wanita yang bisa sesabar wanita tersebut.
setelah itu datanglah pertolongan Allah Azza Wa Jalla,Iradah Allah datang memberi hidayah kepada si suami.
Setelah mendapat hidayah,dia menjadi teman dekat pak amir.
suatu kali dia menceritakan bagaimana hidayah Allah Azza Wa Jalla turun kepadanya.
" kadang kadang aku bangun pada tengah malam,dan tidak mendapati istriku disampingku.aku bangun untuk mencarinya,ternyata dia sedang bersungguh sungguh berdiri dihaadapan Allah Azza Wa Jalla,berdoa terus menerus,hal itu terulang bekali kali.
aku memukulinya,juga menamparnya,kalau tidak mendapati baju setelan telah bersih dan siap pada tempatnya.celaka dia seandainya makanan kurang garam atau kebnyakan garam.
aku orang yang bengis, sampai sampai aku tidak mendengar satu kalimatpun darinya. aku tidak mau mendengar nasihat ataupun saran. bahkan amarahku mendidih karena kata-kata "shalatlah!" atau "Matikan lagunya!". kadang kadang aku memaksanya melakukan beberapa hal atau menghadiri tempat tempat yang tidak pantas dilakukan dan dihadiri oleh seorang wanita shalehah.
suatu malam dia menangis, berdoa kepada Allah Azza Wa Jalla dalam shalat malamnya.aku terbangun karena tangis dan doanya.aku merasakan seperti sebuah tusukan menembus dadaku .rasa sakit yang menjadikan diriku secepat kedipan mata membuka kembali lembaran hidupku dan sikapku kepadanya.
sementara dia TIDAK BERHENTI MENDOAKANKU.
Dengan cepat dan diliputi kekhawatiran aku bangun.hari itu aku berwudhu dan shalat Subuh berjama'ah,sejak itu aku menemukan diriku dan menemukan istriku yang telah lama menderita karena buruknya perlakuan ku padanya.
Sekarang suami tersebut menjadi orang yang sangat arif. hatinya lembut dan bersih.kebaikannya melebihi istrinya.pembawaannya shaleh.tidak melewati sepuluh yang terakhir pada bulan Ramadhan kecuali beri`tikaf di Masjidil Haram setiap tahun sejak perubahan terjadi dalam hidupnya.
Semua orang yang bertemu dengannya dan melihat pembawaannya pastik mengatakan bahwa dia termasuk generasi pertama umat islam.
Si istri pun sangat bahagia dengan perubahan suaminya.sekarang dia hidup bersama suami yang tidak mempunyai keinginan lain kecuali menerapkan petunjuk Nabi dalam bergaul dengan istri. suami itu berkata kepada pak Amir " aku ingin menjadi salah seorang yang berleher panjanng pada hari kiamat"
maka dia mengajukan diri kepada pihak yang berwenang di kota tersebut dan menjadi salah seorang muazin di sana.hatinya telah tertambat di masjid,padahal dulu dia berlari darinya.