Tawanita - "Tanyakan pada mereka tentang negeri di tepi pantai, ketika mereka melampaui batas aturan Allah di (tentang) hari Sabtu, ketika ikan-ikan buruan mereka datang melimpah-limpah pada Sabtu dan di hari mereka tidak bersabtu ikan-ikan itu tiada datang. Demikianlah kami uji mereka karena kefasikan mereka".
Itulah Firman Allah Dalam Qur'an Surah Al Araf (7) Ayat 163.
Secara langsung tema ayat tentang sikap dan kewajiban amar ma’ruf nahyi munkar. Tetapi ada nuansa lain yang menambah kekayaan wawasan kita. Ini terkait dengan ujian.
Waktu ujian itu tidak pernah lebih panjang daripada waktu hari belajar, tetapi banyak orang tak sabar menghadapi ujian, seakan sepanjang hanya ujian dan sedikit hari untuk belajar. Ujian kesabaran, keikhlasan, keteguhan dalam bersabar lebih sedikit waktunya dibanding berbagai kenikmatan hidup yang kita rasakan.
Kalau ada sekolah yang waktu ujiannya lebih banyak dari hari belajarnya, maka sekolah tersebut dianggap sekolah gila. Selebih dari ujian-ujian kesulitan, kenikmatan itu sendiri adalah ujian.
Contoh Karena Kefasikan Kitalah Yang Memicu
Pada saat seorang wanita yang taat, rajin shalat dan mengaji Qur'an, tapi ia enggan berhijab. Maka ketika temannya wanita mengajak berhijab, apa jawaban ia ?
"Ah, yang penting Allah Maha Tahu, .. aku berhijab menunggu saat nanti mendapat suami yang sholeh". Dan ternyata Allah memberi jodoh seorang suami yang jauh dari harapan wanita...
Ternyata kita temukan kuncinya, "Demikianlah kami uji mereka karena sebab kefasikan mereka". Nampaknya Allah hanya menguji kita mulai pada titik yang paling lemah.
Mereka malas karena pada hari Sabtu yang seharusnya dipakai ibadah justru ikan datang. Pada hari Jum’at jam 11.50 datang pelanggan ke toko. Pada saat-saat jam shalat jumat datang orang menyibukkan mereka dengan berbagai cara.
Tapi kalau mereka bisa melewatinya dengan azam yang kuat, akan seperti kapal pemecah es. Bila diam salju itu tak akan menyingkir, tetapi ketika kapal itu maju, sang salju membiarkannya berlalu. Kita harus menerobos segala hal yang pahit seperti anak kecil yang belajar puasa, mau minum tahan dulu sampai maghrib. Kelezatan, kesenangan dan kepuasan yang tiada tara, karena sudah berhasil melewati ujian dan cobaan sepanjang hari.
Itulah Firman Allah Dalam Qur'an Surah Al Araf (7) Ayat 163.
Secara langsung tema ayat tentang sikap dan kewajiban amar ma’ruf nahyi munkar. Tetapi ada nuansa lain yang menambah kekayaan wawasan kita. Ini terkait dengan ujian.
Waktu ujian itu tidak pernah lebih panjang daripada waktu hari belajar, tetapi banyak orang tak sabar menghadapi ujian, seakan sepanjang hanya ujian dan sedikit hari untuk belajar. Ujian kesabaran, keikhlasan, keteguhan dalam bersabar lebih sedikit waktunya dibanding berbagai kenikmatan hidup yang kita rasakan.
Kalau ada sekolah yang waktu ujiannya lebih banyak dari hari belajarnya, maka sekolah tersebut dianggap sekolah gila. Selebih dari ujian-ujian kesulitan, kenikmatan itu sendiri adalah ujian.
Contoh Karena Kefasikan Kitalah Yang Memicu
Pada saat seorang wanita yang taat, rajin shalat dan mengaji Qur'an, tapi ia enggan berhijab. Maka ketika temannya wanita mengajak berhijab, apa jawaban ia ?
"Ah, yang penting Allah Maha Tahu, .. aku berhijab menunggu saat nanti mendapat suami yang sholeh". Dan ternyata Allah memberi jodoh seorang suami yang jauh dari harapan wanita...
Ternyata kita temukan kuncinya, "Demikianlah kami uji mereka karena sebab kefasikan mereka". Nampaknya Allah hanya menguji kita mulai pada titik yang paling lemah.
Mereka malas karena pada hari Sabtu yang seharusnya dipakai ibadah justru ikan datang. Pada hari Jum’at jam 11.50 datang pelanggan ke toko. Pada saat-saat jam shalat jumat datang orang menyibukkan mereka dengan berbagai cara.
Tapi kalau mereka bisa melewatinya dengan azam yang kuat, akan seperti kapal pemecah es. Bila diam salju itu tak akan menyingkir, tetapi ketika kapal itu maju, sang salju membiarkannya berlalu. Kita harus menerobos segala hal yang pahit seperti anak kecil yang belajar puasa, mau minum tahan dulu sampai maghrib. Kelezatan, kesenangan dan kepuasan yang tiada tara, karena sudah berhasil melewati ujian dan cobaan sepanjang hari.