Kisah Seorang Anak Pemarah dan Ayah Bijak - TAWANITA
Headlines News :

Kisah Seorang Anak Pemarah dan Ayah Bijak

Update TAWANITAJumat, 13 Juli 2012 | 19.58

Tawanita - Suatu waktu ada seorang anak pemarah yang mengadu kepada ayahnya agar ia bisa menghilangkan sifat marahnya itu. "Yah, aku ingin jadi orang yang disukai banyak orang, aku ingin hilangkan sifat jelekku ini, caranya gimana ya yah?" anak itu berkata ayahnya. Ayahnya menjawab, "Ya sudah kalau begitu ayah sangat senang sekali mendengarnya nak, coba kau cari dan kumpulkan sekantung paku anakku". "Untuk apa yah?" anak itu menjawab. "Sudahlah nanti juga kau tahu anakku" Ayah berkata sambil memberikan senyum yang indah.

Ayah menyuruh anaknya untuk mengumpulkan paku-paku agar setiap anaknya marah atau membuat orang marah, ia bisa tancapkan paku itu ke sebuah batang pohon di depan rumahnya.

Hari pertama anak itu telah menancapkan 20 paku artinya ia telah marah selama 20 kali. Melihat itu ayah hanya tersenyum bahagia atas usaha yang dilakukan anaknya itu.

Hari kedua anak itu menancapkan 15 paku artinya ia telah mengurangi amarahnya. Jadi total ada 35 paku yang tertancap di pohon depan rumahnya itu.

Hari ketiga hanya 5 paku yang tertancap sampai hari ke empat tidak ada paku yang tertancap di pohon itu. Jadi ada 40 paku yang tertancap di pohon itu. Melihat kesungguhan anaknya, ayah merasa sangat gembira."Nak, ayah sangat senang melihat kesungguhanmu, sekarang ayah minta agar setiap kali kau bisa menahan amarahmu engkau bisa cabut satu paku dalam pohon itu" Minta sang ayah. "Baiklah yah akan aku lakukan" kata anaknya.

Setiap hari anak itu berhasil menahan amarahnya dan seiring berjalannya waktu maka anak itu bisa mencabut paku-paku yang tertancap di pohon itu hingga kemudian tercabutlah semua paku. "Anakku lihatlah kau telah berhasil mengalahkan egomu sendiri tapi lihatlah lubang di pohon ini, seperti kau menusukkan pisau kepada seseorang berapa kali pun engkau meminta maaf luka itu akan tetap ada persis seperti lubang-lubang paku yang ada di pohon ini" dengan bijaknya ayah memberi nasihat. Anak itu berkata, "Aku tahu yah maksudnya, sekarang aku tak kan lagi membiarkan ego ku mengendalikan hidup ini. Aku akan menjadi orang yang memberikan kesan positif kepada seseorang agar pesan itu selalu tertancap kokoh di hatinya". Dengan perasaan senang ayah tersenyum. INGAT!
Sarankan
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
previous previous
 
Home | Profile | Contact Us | Advertise | Join Us
Desain website dikutip.com
All Right Reserved - tawanita | Inspiring For Woman
CreavindoGroup 2010 - 2012 ©
Copyright © 2012 Creative Globalindo Group - All rights reserved