Tawanita - Pernakah Anda mengamati dua orang dalam sebuah tim atau organisasi yang sama. Di tempat tersebut mereka mendapat pelatihan, perhatian, dan perlakuan yang sama tapi mendapat hasil yang berbeda? Memang kenyataannya, bahwa usaha yang sama tidak berarti kemajuan yang sama. Saya juga pernah mengalami fakta ini, saat saya berusia sepuluh tahun. Ketika itu saya mengikuti sebuah klub sepak bola anak-anak yang ada di Surabaya. Dan waktu itu saya berfikir bahwa saya mempunyai bakat yang luar biasa untuk anak yang masih berusia sepuluh tahun, karena saya sudah bergabung dengan klub tersebut selama dua tahun lebih. Suatu hari ketika klub saya bertanding dengan klub sepak bola yang lain, saya sangat kagum dan heran. Buyung, seorang anak berusia sembilan tahun dan baru mengikuti klub itu sekitar empat bulan, bisa memainkan sepak bola dengan sangat cerdas dan indah bahkan Buyung mampu memainkan teknik-teknik yang terbilang sulit di lakukan oleh anak seusianya.
Bagaimana mungkin, Kemampuan Buyung jauh lebih baik dan mampu belajar lebih cepat dari saya? Rahasianya sangat sederhana, potensinya memang jauh lebih besar dari pada potensi saya. Tidak peduli bagaimanapun latihan dan usaha yang saya lakukan. Mungkin Saya akan sangat sulit untuk menyamai atau bahkan melebihi kemapuan sepak bola Buyung. Kenyatanya, Buyung di lahirkan dan di karuniai oleh Tuhan sebagai seorang anak yang mempunyai bakat dan potensi luar biasa dalam sepak bola. Sedangkan sepak bola bukanlah salah satu bakat terbaik yang Tuhan berikan pada diri saya. Memang benar, saya suka permainan sepak bola dan saya sangat menikmati pertandinganya, tetapi saya tidak akan mampu menjadi hebat dan menjadi yang terbaik di sepak bola.
Jika Anda bertanya, apakah bakat bisa diubah? Bisa, bakat bisa saja di ubah sesuai apa yang Anda mau, tetapi Anda akan membuang-buang waktu saja karena hal tersebut akan membutuhkan waktu yang lama. Saya tidak akan berusaha merubah bakat, tetapi saya kan berusaha mengembangkan dan memaksimalkan bakat saya. Dan saya yakin Tuhan memberikan banyak bakat untuk di maksimakan dalam diri saya. Jika seperti itu kenapa saya harus susah-susah merubah karunia yang Tuhan berikan pada saya, banyak orang yang sudah berkerja keras mati-matian hanya untuk menjadi yang lebih unggul, tetapi karena orang tersebut tidak memaksilkan pada bakat terbaiknya maka akan sangat susah untuk merubahnya.
Kita juga bisa mengambil pelajaran dari seorang Bobby Febryanto. Beliau dulu adalah salah satu dari sales esekutive di perusahananya dan beliau juga mempunyai penghasilan yang besar saat itu, ia bisa saja tetap mempertahnkan posisinya di bidang sales. Tetapi sesuatu yang ada dalam dirinya pasti mengetahui bahwa walaupun ia sangat cerdas dan ahli, ia tidak sedang di bidang kemampuan terbesarnya. Akhirnya ia mengambil resiko untuk mengalihkan profesinya demi mencari potensi terbesarnya.
Anda juga butuh melakukan hal yang sama. Dan jika Anda sudah mengetahui di mana letak potensi terbesar Anda, maka mulailah memaksimalkan potensi tersebut. Jika Anda tidak sesegera mungkin melakukanya, Anda akan kehilangan banyak dari kemampuan-kemampuan yang sebenarnya dan itu merupakan bakat Anda. Pada prisnsipnya, potensi itu cara kerjanya sangat berlawanan dengan Investasi Tanah. Jika dalam Invesatsi Tanah , kita tinggal diamkan untuk beberapa waktu maka Anda akan semakin tinggi nilai jual tanah yang Anda investasikan. Kabar buruknya! Sistem kerja ini tidak berlaku pada potensi dalam diri kita, semakin Anda membiarkan potensi tidak di sentuh, maka yakinlah akan semakin berkurang potensi Anda.
“Kita Tak Akan Mampu Menjadi Ahli Dalam Semua Bidang, Jadi fokuslah Pada Kemampaun Anda Dan Lihatlah Hasilnya”
Bagaimana mungkin, Kemampuan Buyung jauh lebih baik dan mampu belajar lebih cepat dari saya? Rahasianya sangat sederhana, potensinya memang jauh lebih besar dari pada potensi saya. Tidak peduli bagaimanapun latihan dan usaha yang saya lakukan. Mungkin Saya akan sangat sulit untuk menyamai atau bahkan melebihi kemapuan sepak bola Buyung. Kenyatanya, Buyung di lahirkan dan di karuniai oleh Tuhan sebagai seorang anak yang mempunyai bakat dan potensi luar biasa dalam sepak bola. Sedangkan sepak bola bukanlah salah satu bakat terbaik yang Tuhan berikan pada diri saya. Memang benar, saya suka permainan sepak bola dan saya sangat menikmati pertandinganya, tetapi saya tidak akan mampu menjadi hebat dan menjadi yang terbaik di sepak bola.
Jika Anda bertanya, apakah bakat bisa diubah? Bisa, bakat bisa saja di ubah sesuai apa yang Anda mau, tetapi Anda akan membuang-buang waktu saja karena hal tersebut akan membutuhkan waktu yang lama. Saya tidak akan berusaha merubah bakat, tetapi saya kan berusaha mengembangkan dan memaksimalkan bakat saya. Dan saya yakin Tuhan memberikan banyak bakat untuk di maksimakan dalam diri saya. Jika seperti itu kenapa saya harus susah-susah merubah karunia yang Tuhan berikan pada saya, banyak orang yang sudah berkerja keras mati-matian hanya untuk menjadi yang lebih unggul, tetapi karena orang tersebut tidak memaksilkan pada bakat terbaiknya maka akan sangat susah untuk merubahnya.
Kita juga bisa mengambil pelajaran dari seorang Bobby Febryanto. Beliau dulu adalah salah satu dari sales esekutive di perusahananya dan beliau juga mempunyai penghasilan yang besar saat itu, ia bisa saja tetap mempertahnkan posisinya di bidang sales. Tetapi sesuatu yang ada dalam dirinya pasti mengetahui bahwa walaupun ia sangat cerdas dan ahli, ia tidak sedang di bidang kemampuan terbesarnya. Akhirnya ia mengambil resiko untuk mengalihkan profesinya demi mencari potensi terbesarnya.
Anda juga butuh melakukan hal yang sama. Dan jika Anda sudah mengetahui di mana letak potensi terbesar Anda, maka mulailah memaksimalkan potensi tersebut. Jika Anda tidak sesegera mungkin melakukanya, Anda akan kehilangan banyak dari kemampuan-kemampuan yang sebenarnya dan itu merupakan bakat Anda. Pada prisnsipnya, potensi itu cara kerjanya sangat berlawanan dengan Investasi Tanah. Jika dalam Invesatsi Tanah , kita tinggal diamkan untuk beberapa waktu maka Anda akan semakin tinggi nilai jual tanah yang Anda investasikan. Kabar buruknya! Sistem kerja ini tidak berlaku pada potensi dalam diri kita, semakin Anda membiarkan potensi tidak di sentuh, maka yakinlah akan semakin berkurang potensi Anda.
“Kita Tak Akan Mampu Menjadi Ahli Dalam Semua Bidang, Jadi fokuslah Pada Kemampaun Anda Dan Lihatlah Hasilnya”