Tawanita - Ingin terlibat di dalam investasi yang menawarkan keuntungan lebih? Tak perlu berkantong tebal. Kita bisa memanfaatkan reksa dana seandainya ingin mencoba.
Reksa dana, menurut kamus, berarti penjaga atau pemelihara dana. Dalam bahasa Inggris, disebut mutual fund. Investasi lewat reksa dana, wadah yang berisi beragam instrumen investasi keuangan, menawarkan banyak pilihan. Dari saham hingga deposito.
Menanamkan dana melalui reksa dana tergolong murah. Nilai minimumnya bisa Rp 100 ribu (yang tentu tidak bisa digunakan untuk investasi langsung di pasar saham).
Investasi ini juga tergolong likuid. Kalau lagi punya keperluan mendadak, dana Anda bisa dicairkan dengan cara menjual unit penyertaan yang dimiliki. Konsumen dan harganya juga jelas, yaitu manajer investasi sebagai penjual awal.
Harganya pun terbuka, sesuai nilai aktiva bersih (NAB). Paling-paling kena potongan saat penarikan.
Pada reksa dana, investasi secara otomatis terdiversifikasi. Istilah umumnya, tidak menempatkan telur dalam satu keranjang. Sebab itu, dananya bisa masuk ke saham, pasar uang, atapun deposito. Selain itu pengelola dana — yang biasa disebut sebagai manajer investasi — mendapat pengawasan ketat dari regulator, dalam hal ini Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).
Transparansi juga bisa dijadikan pertimbangan. Manajer investasi secara rutin menyampaikan laporan kepada Bapepam-LK.
Walau begitu, namanya juga investasi, pasti ada risiko. Tak terkecuali pada reksa dana.
Secara ringkas, risikonya bisa terjadi pada: Pertama, berkurangnya NAB, misalnya akibat nilai saham atau surat utang yang dibeli menurun. Pasar sedang tidak bersahabat. Kedua, bukan tak mungkin ada wanprestasi ataupun gagal bayar dalam hubungan antara Manajer Investasi dengan klien yang tak mampu memenuhi kewajiban.
Risiko ketiga, bisa berupa likuiditas. Bayangkan model rush atau penarikan dana besar-besaran yang terjadi pada bank. Hal itu bisa saja dialami oleh manajer investasi.
Agar terhindar dari risiko ini, setidaknya dua hal yang harus diperhatikan. Pilihlah manajer investasi yang memiliki reputasi: baik dari segi fundamental perusahaannya maupun reputasinya mengelola dana investasi. Selain itu, perhatikan jenis reksa dana yang dipilih, karena itu sama dengan memilih instrumen investasi yang akan dimasuki. Beberapa reksa dana terbuka:
1. Reksa dana pasar uang
Reksa dana ini mengutamakan investasi pada jenis-jenis efek di pasar uang dengan orientasi pendapatan jangka pendek (biasanya kurang dari 1 tahun). Jenis ini cocok untuk yang berinvestasi dalam horizon waktu jangka pendek. Instrumen investasinya, bisa Sertifikat Bank Indonesia.
2. Reksa dana pendapatan tetap
Reksa dana ini mengkhususkan pada efek yang memberikan pendapatan secara tetap. Jenis ini relatif baik bagi investor dengan horizon waktu jangka menengah. Jika punya hajat yang membutuhkan dana pada kurun waktu tiga tahun misalnya, instrumen ini bisa digunakan. Nyaris tanpa risiko. Umumnya dana ditempatkan di obligasi pemerintah, yang biasa dikenal dengan zero risk.
3. Reksa dana saham
Reksa dana saham ini mengupayakan perolehan untung dalam jangka panjang sehingga tidak disarankan bagi investor dengan rencana horizon waktu jangka pendek. Reksa dana ini lebih dianjurkan untuk jangka waktu panjang (di atas 5 tahun) agar terhindar dari risiko fluktuasi harga saham yang relatif besar dan memperoleh keuntungan maksimum.
4. Reksa dana campuran
Reksadana ini mengutamakan penganekaragaman jenis instrumen investasi yang masuk dalam tiga kategori di atas.
Alangkah baiknya sebelum memulai investasi, termasuk ke reksa dana, bisa mengenali lebih dulu apa yang seharusnya, seperti pernah dipaparkan pada artikel sebelumnya (“Lima Langkah untuk Mulai Berinvestasi”). Mulailah mengonsolidasikan aset sekarang, dengan mengenali manfaat dan risiko instrumen investasinya.
Reksa dana, menurut kamus, berarti penjaga atau pemelihara dana. Dalam bahasa Inggris, disebut mutual fund. Investasi lewat reksa dana, wadah yang berisi beragam instrumen investasi keuangan, menawarkan banyak pilihan. Dari saham hingga deposito.
Menanamkan dana melalui reksa dana tergolong murah. Nilai minimumnya bisa Rp 100 ribu (yang tentu tidak bisa digunakan untuk investasi langsung di pasar saham).
Investasi ini juga tergolong likuid. Kalau lagi punya keperluan mendadak, dana Anda bisa dicairkan dengan cara menjual unit penyertaan yang dimiliki. Konsumen dan harganya juga jelas, yaitu manajer investasi sebagai penjual awal.
Harganya pun terbuka, sesuai nilai aktiva bersih (NAB). Paling-paling kena potongan saat penarikan.
Pada reksa dana, investasi secara otomatis terdiversifikasi. Istilah umumnya, tidak menempatkan telur dalam satu keranjang. Sebab itu, dananya bisa masuk ke saham, pasar uang, atapun deposito. Selain itu pengelola dana — yang biasa disebut sebagai manajer investasi — mendapat pengawasan ketat dari regulator, dalam hal ini Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).
Transparansi juga bisa dijadikan pertimbangan. Manajer investasi secara rutin menyampaikan laporan kepada Bapepam-LK.
Walau begitu, namanya juga investasi, pasti ada risiko. Tak terkecuali pada reksa dana.
Secara ringkas, risikonya bisa terjadi pada: Pertama, berkurangnya NAB, misalnya akibat nilai saham atau surat utang yang dibeli menurun. Pasar sedang tidak bersahabat. Kedua, bukan tak mungkin ada wanprestasi ataupun gagal bayar dalam hubungan antara Manajer Investasi dengan klien yang tak mampu memenuhi kewajiban.
Risiko ketiga, bisa berupa likuiditas. Bayangkan model rush atau penarikan dana besar-besaran yang terjadi pada bank. Hal itu bisa saja dialami oleh manajer investasi.
Agar terhindar dari risiko ini, setidaknya dua hal yang harus diperhatikan. Pilihlah manajer investasi yang memiliki reputasi: baik dari segi fundamental perusahaannya maupun reputasinya mengelola dana investasi. Selain itu, perhatikan jenis reksa dana yang dipilih, karena itu sama dengan memilih instrumen investasi yang akan dimasuki. Beberapa reksa dana terbuka:
1. Reksa dana pasar uang
Reksa dana ini mengutamakan investasi pada jenis-jenis efek di pasar uang dengan orientasi pendapatan jangka pendek (biasanya kurang dari 1 tahun). Jenis ini cocok untuk yang berinvestasi dalam horizon waktu jangka pendek. Instrumen investasinya, bisa Sertifikat Bank Indonesia.
2. Reksa dana pendapatan tetap
Reksa dana ini mengkhususkan pada efek yang memberikan pendapatan secara tetap. Jenis ini relatif baik bagi investor dengan horizon waktu jangka menengah. Jika punya hajat yang membutuhkan dana pada kurun waktu tiga tahun misalnya, instrumen ini bisa digunakan. Nyaris tanpa risiko. Umumnya dana ditempatkan di obligasi pemerintah, yang biasa dikenal dengan zero risk.
3. Reksa dana saham
Reksa dana saham ini mengupayakan perolehan untung dalam jangka panjang sehingga tidak disarankan bagi investor dengan rencana horizon waktu jangka pendek. Reksa dana ini lebih dianjurkan untuk jangka waktu panjang (di atas 5 tahun) agar terhindar dari risiko fluktuasi harga saham yang relatif besar dan memperoleh keuntungan maksimum.
4. Reksa dana campuran
Reksadana ini mengutamakan penganekaragaman jenis instrumen investasi yang masuk dalam tiga kategori di atas.
Alangkah baiknya sebelum memulai investasi, termasuk ke reksa dana, bisa mengenali lebih dulu apa yang seharusnya, seperti pernah dipaparkan pada artikel sebelumnya (“Lima Langkah untuk Mulai Berinvestasi”). Mulailah mengonsolidasikan aset sekarang, dengan mengenali manfaat dan risiko instrumen investasinya.