Tawanita - Renungkan berapa banyqk energi yang anda buang jika melayani perdebatan. Baik lisan maupun tulisan. Dan hasilnya? Sama sekali tidak ada. Karena kedua belah pihak melakukannya dengan emosi. Emosi tidak pernah mau kerja sama dengan pikiran sehat. Emosi sebagaimana sering terjadi hanya mengutamakan ego.
Ego sudah dikenal mau menang sendiri. Tidak pernah menggunakan rasa. Dan ego adalah setan pikiran. Setan yag selama ini dibenci oleh kita, tetapi ternyata malahan kita sembah-sembah dan puja. Caranya dengan mengabaikan suara kebenaran. Suara yang mengutamakan rasa kasih. Suara Tuhan.
Inilah yang dinamakan siapa yang membenci dia yang selalu ingat. Beda tipis antara benci dan cinta. Manusia yang sudah dikuasai emosi ingin menang sendiri sudah memutuskan diri untuk mengikatkan diri dengan Tuhan yang ada di dalam dirinya.
Adalah kebodohan jika kita melayani perdebatan yang menang pun tidak akan mendapatkan sesutu. Bahkan kita rugi karena tidak bisa berbagi yang mungkin dibutuhkan orang lain. Sesungguhnya juga untuk apa mengurusi orang lain. Menulis atau bersuara tentang kebajikan akan sangat bermanfaat bagi diri sendiri. Jika pun orang lain mendapatkan manfaat juga karena dirinya sendiri. Do not play God. Siapa kita yang ingin menjadikan anak seorang suci. Beragama dengan benar pun belum tahu……
Wahai teman yang sedang berdebat, anda dikuasai oleh kata. Kata yang bisa membahagiakan adalah ketika kata itumanis dan menyenangkan kita. Kata membuat kita marah jika tidak menyenangkan emosi kita….
Hanya kata, namun membuat kita rugi dalam banyak hal.
Ego sudah dikenal mau menang sendiri. Tidak pernah menggunakan rasa. Dan ego adalah setan pikiran. Setan yag selama ini dibenci oleh kita, tetapi ternyata malahan kita sembah-sembah dan puja. Caranya dengan mengabaikan suara kebenaran. Suara yang mengutamakan rasa kasih. Suara Tuhan.
Inilah yang dinamakan siapa yang membenci dia yang selalu ingat. Beda tipis antara benci dan cinta. Manusia yang sudah dikuasai emosi ingin menang sendiri sudah memutuskan diri untuk mengikatkan diri dengan Tuhan yang ada di dalam dirinya.
Adalah kebodohan jika kita melayani perdebatan yang menang pun tidak akan mendapatkan sesutu. Bahkan kita rugi karena tidak bisa berbagi yang mungkin dibutuhkan orang lain. Sesungguhnya juga untuk apa mengurusi orang lain. Menulis atau bersuara tentang kebajikan akan sangat bermanfaat bagi diri sendiri. Jika pun orang lain mendapatkan manfaat juga karena dirinya sendiri. Do not play God. Siapa kita yang ingin menjadikan anak seorang suci. Beragama dengan benar pun belum tahu……
Wahai teman yang sedang berdebat, anda dikuasai oleh kata. Kata yang bisa membahagiakan adalah ketika kata itumanis dan menyenangkan kita. Kata membuat kita marah jika tidak menyenangkan emosi kita….
Hanya kata, namun membuat kita rugi dalam banyak hal.
